Detail Informasi

GEJALA VARIAN OMICRON 

Sejak Omicron masuk Indonesia, kasus harian COVID-19 kembali melonjak. Varian ini memicu gejala ringan khususnya bagi mereka yang sudah divaksinasi, bahkan keluhannya kerap menyerupai pilek biasa.

Hal ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan, seperti apa bedanya flu biasa dengan flu yang menunjukkan gejala varian Omicron. Serta gejala apa yang sangat mencolok dari Omicron dibandingkan dengan varian lainnya.
Virus Corona varian Omicron merupakan jenis virus Corona yang baru saja ditemukan. Virus ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat karena penularannya diketahui lebih cepat dan lebih mudah daripada varian lainnya. 

Namun, bagaimana dengan gejalanya?
Setelah COVID-19 varian Delta, kali ini muncul kembali COVID-19 varian baru, yaitu varian Omicron. Virus Corona varian Omicron pertama kali terdeteksi pada tanggal 26 November 2021 di Afrika Selatan. Hanya dalam waktu beberapa minggu, virus varian ini pun mulai ditemukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dari berbagai data dan laporan yang sudah terkumpul, gejala COVID-19 varian Omicron diketahui cukup ringan dibandingkan COVID-19 varian lain, yaitu varian Delta. Namun, virus Corona varian Omicron ini tetap perlu diwaspadai karena tingkat penularannya tinggi.

BERBAGAI GEJALA VARIAN OMICRON
Sejumlah studi mengungkapkan bahwa gejala COVID-19 varian Omicron tidak jauh berbeda dengan gejala COVID-19 pada umumnya. Namun, penelitian lebih lanjut tentang COVID-19 varian Omicron masih perlu dilakukan untuk memastikan hal ini.
Ada beberapa gejala COVID-19 varian Omicron yang penting untuk Anda kenali, di antaranya:
• Demam
• Batuk
• Pilek
• Badan terasa lelah
• Sakit kepala
• Sakit tenggorokan
• Nyeri otot
• Gangguan pencernaan, misalnya mual, muntah, dan diare 
COVID-19 varian Omicron juga berisiko menimbulkan gejala khas COVID-19 lain, seperti gangguan indra penciuman (anosmia) atau perasa (ageusia). Pada kasus tertentu, COVID-19 varian Omicron bisa menimbulkan gejala yang lebih berat, seperti sesak napas.
Namun, gejala ini lebih mungkin terjadi pada kelompok berisiko tinggi, seperti lansia, orang yang belum mendapatkan vaksin COVID-19, atau orang yang menderita penyakit komorbid.

HAL YANG PERLU DILAKUKAN DALAM MENGHADAPI VARIAN OMICRON 
Berbagai institusi kesehatan, seperti Kementerian Kesehatan RI, CDC, dan WHO, menyatakan bahwa langkah pencegahan virus Corona penting dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus Corona varian Omicron.

Berikut ini adalah langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari COVID-19 varian Omicron:

1. Menerapkan protokol kesehatan
Mengingat varian Omicron lebih cepat menular daripada varian Delta, penting bagi Anda untuk selalu menjalankan protokol kesehatan guna menekan risiko tertular infeksi virus Corona.
Sesuai dengan pernyataan Kementerian Kesehatan RI, protokol kesehatan yang perlu Anda lakukan adalah 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

2. Waspada TITIK LENGAH 
Titik Lengah merupakan jalan masuk virus terbesar yang tidak pernah kita sadari pada kegiatan sehari-hari. Misalnya saat bersama keluarga dirumah, saat berada di tempat-tempat umum (halte bus, pasar, sekolah, kantor, tempat ibadah). tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang sering kita jumpai dan belum tentu merupakan zona aman dalam persebaran virus omicron

3. Mendapatkan vaksin COVID-19
Pemberian vaksin COVID-19 dosis lengkap merupakan salah satu langkah penting yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan COVID-19, termasuk COVID-19 varian Omicron.
Beberapa riset menyebutkan bahwa pemberian vaksin COVID-19 dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi virus Corona varian Omicron dan mengurangi risiko seseorang terkena COVID-19 gejala berat akibat varian tersebut.
Selain vaksin dosis lengkap, pemberian vaksin booster COVID-19 juga dapat dilakukan untuk memaksimalkan efek perlindungan terhadap virus Corona.
Namun, vaksin tambahan ini lebih dianjurkan untuk diberikan kepada kelompok berisiko tinggi, seperti tenaga kesehatan, lansia, penderita penyakit komorbid, atau penderita imunodefisiensi.

4. Tingkatkan imun tubuh
Agar imunitas tubuh dapat bekerja dengan optimal sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit, penting untuk menerapkan pola hidup sehat. Berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh.

• Mengelola stres
Stres yang tidak terkendali bisa meningkatkan produksi hormon kortisol. Dalam jangka panjang, peningkatan hormon kortisol dapat mengakibatkan penurunan fungsi kekebalan tubuh. Anda perlu mengelola stres dengan baik untuk menghindari penurunan fungsi kekebalan tubuh.

• Perbanyak aktifitas atau berolahraga
Disarankan untuk rutin berolahraga selama 30 menit setiap hari, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. Salah satu olahraga yang murah dan mudah untuk dilakukan adalah berjalan kaki.

• Cukupi istirahat atau tidur
Kurang tidur dapat menurunkan imunitas tubuh. Penting untuk mencukupi kebutuhan tidur sesuai dengan usia Anda. Umumnya, orang dewasa membutuhkan waktu tidur sekitar 7-8 jam, dan remaja membutuhkan waktu tidur sekitar 9-10 jam.

• Perbanyak minum air putih
Kebutuhan cairan tiap orang berbeda-beda. Konsumsi air putih yang disarankan yaitu berat badan 100 kg butuh sekitar 3 liter air per hari, berat badan 50 kg butuh sekitar 1,5 liter per hari.

• Perbanyak asupan nutrisi yang diperlukan
Untuk menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh, Anda disarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur, buah, dan mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral, terutama bila asupan nutrisi dari makanan saja tidak cukup. Anda bisa konsumsi super Antioksidan glutathione, vitamin a, vitamin b3, vitamin c, vitamin d, vitamin e, zinc, omega 3, kalsium, collagen, hyaluronicacid, nitricoxide, coq10, carnitine setiap harinya.

Dengan mengenali gejala varian Omicron dan cara menanganinya, Anda diharapkan lebih tenang dan sigap dalam menghadapinya. Jangan lupa untuk selalu patuh terhadap protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran virus Corona. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter bila masih memiliki pertanyaan seputar gejala COVID-19 varian Omicron.

RSUD