BULELENG – Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita merupakan jargon yang diangkat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada awal tahun ini. Merawat alam merupakan salah satu bentuk strategi dalam upaya mitigasi dalam menghadapi bencana. Latar belakang ini mendorong 421 sukarelawan dari seluruh Indonesia untuk mendeklarasikan ‘Relawan Bela Alam’ pada Kamis (28/3) di Buleleng, Bali.
Bentuk deklarasi diwujudkan dalam pembacaan janji sukarelawan yang diikuti oleh semua sukarelawan yang hadir. Perwakilan sukarelawan Jawa Barat Soma membacakan janji dengan berfokus upaya penyelamatan alam sehingga kejadian bencana dapat dihindarkan. “Menyikapi kondisi tersebut, kami relawan penanggulangan bencana Indonesia berikrar akan bela alam dengan segenap kemampuan kami," ujar Soma pada Deklarasi Relawan bertema ‘Dharma Relawan Adhiraja’ pada Kamis (28/3).
Deklarasi ini mendapat dukungan sepenuhnya dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo yang sangat dekat upaya-upaya pelestarian alam. Dalam temu sukarelawan ini, Doni menyampaikan bahwa alam sangat penting dijaga sehingga nantinya alam menjaga kita. Doni menekankan bahwa mayoritas bencana alam yang terjadi di Indonesia karena ulah manusia, oleh karenanya penting peran relawan dalam mitigasi bencana.
“Kita tidak mau bencana kembali terjadi, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa,” ucap Doni pada acara yang berlangsung di Lapangan Wisma Nangun Kerti, Buleleng, Bali.
Sukarelawan merupakan mitra penting pemerintah, khususnya BNPB dan BPBD. Di satu sisi, mereka dituntut untuk menjunjung tinggi prinsip sukarelawan, yaitu Panca Dharma. Prinsip ini mengikat para relawan bahwa mereka mandiri, profesional, solidaritas, sinergi dan akuntabel. Oleh karena itu, kapasitas sukarelawan menjadi perhatian BNPB untuk terus ditingkatkan, baik pendidikan dan keterampilan. Di sisi lain, Doni mengharap bahwa relawan tidak hanya berperan pada saat tanggap darurat tertapi pada saat pra dan pascabencana, seperti upaya menjaga dan memperbaiki lingkungan.
“Relawan Penanggulangan Bencana adalah agen perubahan bagi pembangunan berkelanjutan yang berbasis pengurangan risiko bencana menuju bangsa yang tangguh dan menjadi pahlawan kemanusiaan," kata Doni.
Acara yang mengusung tema ‘Dharma Relawan Adhiraja’ ini berlangsung dari tanggal 26 - 27 maret 2019. Dharma Relawan Adhiraja sendiri memiliki makna "pengabdian relawan untuk ketangguhan bangsa,” baik dari sisi ketangguhan individu yang bersangkutan, maupun menangguhkan masyarakat. Selama tiga hari sukarelawan dibekali ilmu pengetahuan terkait kesukarelawanan yaitu desk sukarelawan, sertifikasi sukarelawan, serta klaster sukarelawan. Selain itu juga diselenggarakan sesi sosialisasi program Ekspedisi Destana, Gerakan PRB, dan Hari Kesiapsiagaan Bencana.
Pada acara tersebut, Kepala BNPB juga memberikan secara khusus piagam bagi sukarelawan PMI dan Baznas yang gugur dalam menjalankan tugas kemanusiaan.
Para sukarelawan yang hadir berasal dari organisasi seperti PMI, MDMC, LPBI NU, Forum PRB, Gerakan Pramuka, Sekretariat Relawan Jatim, Dompet Dhuafa, Baznas Tanggap Bencana, RAPI, Orari, Senkom Mitra Polri serta relawan dari berbagai wilayah seperti Jawa Timur, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat; Aceh, Papua Barat, dan Bali sebagai tuan rumah.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB